Switch Mode

The Heretic Chef: Online Chapter 8

Trial of Gluttony

Nier terdiam tidak tahu harus berkata apa, semua prajurit terlihat serius menatap gua dalam harapan. Tidak ada yang bersuara dan bahkan beberapa dari mereka tampak menahan napasnya. 

 

Diam dan sunyi, tidak tahu apa yang ada di dalam sana sehingga semua menjadi seperti ini. Alih-alih masuk beramai-ramai untuk menyelesaikan ritual, mereka hanya mengirim Brune sendirian. 

 

Banyak sekali pertanyaan di benak Nier, tapi ia menghormati yang lainnya untuk tetap diam dan menunggu apa yang akan terjadi. 

 

BOOOOMM!! 

 

Suara keras terdengar dari dalam gua, bahkan gelombang kejutnya membuat Nier terjatuh.  

 

BOOOMM!! 

 

Suara itu terdengar lagi, tapi daripada panik yang lain malah berdiri tegap menatap gua itu tanpa berkedip sekalipun. 

 

‘Apa yang membuat mereka seperti ini?’ 

 

Booommmm! 

 

“AAAARRRGGHHHHH!!!!” 

 

Suara teriakan terdengar dari dalam, Nier langsung berdiri dan ingin masuk ke dalam. Tapi saat melihat tangan kanan Douglas menahannya, Nier pun kembali diam. 

 

“AAAAAAAHHHHH!!!!!” 

 

Suara teriakan semakin keras. 

 

Dan… 

 

BOOOMMM!! 

 

Tanah bergetar hebat sebelum akhirnya menjadi sunyi. 

 

“Apakah Brune baik-baik saja? Apa yang ada di dalam sana?” Nier merasa tidak tahan lagi dan kemudian bertanya. Suara teriakan Brune terdengar sangat menderita hingga membuatnya tidak nyaman. 

 

“Kita akan melihat…” Jawab Douglas. 

 

Seperti katanya, suara langkah kaki mulai terdengar dari dalam gua. Nier merasa lega, melihat situasi tadi membuat ia berpikir Brune akan kehilangan nyawanya. 

 

‘Untung saja dia masih hidup…’ 

 

Namun, ekspresi Nier seketika berubah menjadi jelek saat sosok Brune terlihat. 

 

“BRUNEE!” Nier tanpa sadar berteriak. 

 

Brune yang sekarang terlihat sangat berbeda dengan yang dilihatnya tadi. Wajah dan tubuhnya yang tampan kini penuh dengan darah, bagian samping perutnya bolong, tangan kirinya putus sedangkan tangan kanannya membawa bagian tangan kirinya yang terputus. 

 

‘Bagaimana mungkin…’ 

 

Nier tidak dapat menahan rasa takutnya hingga ia terjatuh. Sosok yang terlihat sempurna sekarang sekarat, bahkan sudah menakjubkan ia masih bisa napas dengan kondisi seperti itu. 

 

“PANGGIL PRIEST DAN BERIKAN SEMUA POTION TINGKAT TINGGI KALIAN.” Douglas dengan tatapan tajamnya memerintahkan pasukan. Sepertinya ia sudah menduga hal ini akan terjadi, dan karena itulah persiapannya sangat matang. 

 

Brune yang sekarat segera diangkut ke atas matrass, ada 4 priest disana dan mulai mengucapkan mantra suci. Potion terus di tumpahkan ke tubuh dan mulutnya. 

 

Dengan keadaan yang seperti itu, Brune dengan suara terpatah-patah mengucapkan sesuatu. 

 

“Kap-ten… maafkan … Aku.” Ucapnya. 

 

“… Jangan dipikirkan, kesembuhanmu adalah yang utama.”  

 

Setelah mendengar kata itu dari kapten, wajah Brune terlihat sedih dan kemudian pingsan tak berdaya. 

 

Douglas terdiam dengan tangan yang bergetar, tinjunya mengepal sangat erat sampai berdarah. Giginya berderit dan Nier bisa melihat darah mengalir dari bibirnya. 

 

“… Kita akan kembali.” Ucapnya. 

 

Para pasukan mengangguk tak berdaya dan mulai bersiap. Karena tidak memiliki banyak perlatan, dalam 3 menit mereka semua sudah siap untuk berangkat pergi. 

 

Kapten pasukan menatap Nier dan kemudian tersenyum kecut. 

 

“Maaf pertemuan pertama kita berakhir seperti ini, kuharap lain kali kita bisa bertemu lagi.” Ucapnya. 

 

Nier mengangguk dan sebelum dapat menjawab, mereka pun pergi. 

 

“……” 

 

“Sungguh… Hari pertama saja sudah seperti ini…” 

 

Nier menatap para pasukan yang telah pergi dan kemudian matanya bergerak ke arah gua. Masih ada jejak darah Brune di sana dan tentu itu membuatnya takut. 

 

Tapi, meski begitu Nier tetap penasaran. 

 

Ia tahu gua apa sebenarnya itu tapi tidak tahu apa yang ada di dalamnya. Bahkan Brune yang sangat kuat itu pun berakhir sekarat hanya dalam 10 menit. 

 

“Apa iblis di dalamnya masih idup? Tapi jika itu hidup kenapa Brune masuk dengan hanya celana pendek dan tidak memakai armor atau senjata?” 

 

Terlalu banyak teka teki, satu-satunya cara untuk bisa mengetahui itu adalah dengan masuk ke dalam. Harusnya sih tidak masalah karena pasukan tidak melarangnya masuk. 

 

Apa karena dia terlalu lemah untuk diperhatikan, atau mereka mengira Nier akan takut setelah melihat kejadian yang dialami Brune tadi? Yang pastinya tidak ada larangan untuknya masuk. 

 

“Yah lagipula akunku memang sudah rusak, paling-paling kalau mati lagi aku hanya akan dipindahkan ke tempat awal.” 

 

Benar, Nier sudah tidak peduli lagi dengan hidupnya. Jadi, daripada melakukan quest yang membosankan dan levelnya masih tetap tertinggal, kenapa tidak melakukan hal ekstrem yang tidak akan dilakukan pemain saja? 

 

‘Hahhh, mungkin ada yang salah dengan otakku.’ Pikirnya sambil tersenyum.  

 

(haovel tempat baca novel berbahasa indonesia)

 

Karena Nier tidak tahu apa yang ada di dalam sana, jadi ia melakukan persiapan yang sama seperti Brune tadi. Ia melepaskan sepatu, baju, dan celana yang ia kenakan hingga menyisakan celana pendek. Tanaman Grass Herb juga ia simpan di samping mulut gua. 

 

“Harusnya sudah cukup.” Nier memperbaiki postur tubuhnya dan kemudian bergegas masuk ke dalam gua. 

 

Ia berlari seperti yang Brune lakukan tadi tanpa sekalipun melirik ke belakang. Suasananya mulai berubah menjadi berat dan ada perasaan aneh seperti sedang diperhatikan oleh seseorang. Itu membuat tubuh Nier merinding. 

 

‘Apakah ada monster disini?’ Pikir Nier, ia menajamkan indra pendengarannya dan tidak mendengar apa pun selain gema langkah kakinya. 

 

Gua yang terlihat kecil ternyata memiliki kedalaman yang luas. Nier terus berlari meski pandangannya semakin menggelap. Penerangan yang kurang, udara yang pengap, dan kesunyian ini membuat Nier semakin takut untuk melanjutkan langkahnya. 

 

Hingga akhirnya ia menemukan 7 buah makam tua yang diatasnya terdapat peralatan dan senjata yang mengambang. Ada perisai, pedang, armor yang masing-masing terlihat kuno dan sudah karatan.  

 

Nier mendekati makam tersebut dan notifikasi pun muncul. 

 

『 Anda telah tiba di “The Cave of Gluttony. 』 

 

『 Quest otomatis telah dipicu. 』 

 

『 Peringatan! Karena level anda terlalu rendah kesulitan quest telah meningkat pesat. 』 

 

『 Sangat disarankan untuk menolak Quest. 』 

 

『 Quest  

 

Trial of Gluttony  

 

Paladin of Altair, Brune telah gagal menyelesaikan ritual penyegelan. Akibatnya kekuatan iblis yang tertahan meningkat semakin kuat hingga mengorupsi seluruh item suci yang ada. 

 

Selesaikan salah 1 dari 7 trial untuk menghilangkan kekuatan iblis. 

 

Rank: SSS+ 

Rekomendasi level: 300 

Keterangan selesai: Menyelesaikan salah satu trial. 

Hadiah: Senjata suci 

Persyaratan: —  

Kegagalan: Kematian dan Level -5 』 

 

“Sialan! Ternyata quest rank SSS+, bukankah ini quest dengan kesulitan tertinggi?!” Nier mulai semakin ragu, dari awal saja sudah diperingatkan kalau levelnya terlalu rendah. Jadi menerima Quest ini sama saja dengan menerima 100% kegagalan. 

 

Tapi, siapa Nier? Dia adalah player yang dari awal sudah rusak. Mau seburuk apa pun hadiah atau sanksi yang ia terima, hasilnya akan sepenuhnya random karena bug.  

 

Jadi… 

 

『 Anda telah menerima Quest. 』 

 

Comment

Options

not work with dark mode
Reset