Switch Mode

The Heretic Chef: Online Chapter 12

Permintaan Rapella

Suasana menjadi canggung saat malaikat itu menangis. NieR tidak bisa menenangkannya karena yang Rapella tangisi bukanlah kesedihan, tetapi sebuah kelegaan dari beban berat yang ia tanggung akhirnya menghilang.

 

Lagi pula, NieR juga tidak memiliki pengalaman dalam menenangkan seorang gadis yang menangis. Ia adalah perjaka tulen yang bahkan tidak pernah memiliki seorang pacar pun seumur hidupnya.

 

‘Sial, apa tidak ada fitur chat gpt atau semacamnya disini?’ NieR mengetuk ketuk sistem pengaturan mencoba mencari fitur pencarian, tapi sayangnya tidak ada hal yang seperti itu.

 

Untungnya setelah cukup menangis, air mata Rapella mulai berhenti dan matanya kini terlihat lebih bertekad. Ia kemudian mengelap matanya dan berbicara kepada NieR.

 

“Nak, apa kau masih bisa menggunakan sihir seperti tadi? Ak-aku akan memberikan hadiah sebanyak apa pun yang kau mau asal kau bisa membantuku.” Tanya Rapella.

 

Papan Quest yang aneh tiba-tiba muncul di hadapan NieR.

 

『 Anda telah mendapatkan permintaan Quest 』

 

『 Quest

Rapella Hope

Rapella telah terbebas dari takdirnya, kau adalah penyelamat dan manusia terkuat yang pernah ia lihat.
Bantu Rapella menghancurkan benang takdir yang membawa petaka ke dunia.

Rank: —
°€÷∆$#24 ……… 404 …………….. ………………… ………………. ………… 』

 

『Error! Tidak dapat menciptakan Quest. 』

 

『 Gangguan pada sistem terdeteksi—』

 

『Error, tidak dapat menghapus gangguan… 』

 

『 Anda telah ¢&#38$@ Quest secara paksa. 』

 

“…….”

 

Sistemnya lagi-lagi berulah, ‘Jadi ini aku menerima atau menolak sih? Ya terserahlah, aku sudah tidak peduli lagi.’

 

“Ayo saja, pastikan kau membayarnya ya.” Ucap NieR sambil tersenyum, insting sialnya tiba-tiba memberikan kode bahwa ini adalah pilihan dengan kesempatan yang besar. Karena sebelumnya ia telah menolak tawaran dewa, sekarang ia akan menerimanya. Lagi pula ini bukanlah hadiah gratis, dia masih bekerja walau hanya memanfaatkan bug.

 

“Bagus, tolong ikuti aku dengan hati-hati.” Rapella membatalkan sihir terbangnya dan mulai berjalan. Kaki putihnya yang tidak beralas menginjak tanah dengan gerakkan yang kikuk.

 

“Apa kau perlu bantuan?” Tanya NieR.

 

“Tidak apa, sudah lama aku tidak berjalan di tanah. Sebentar lagi juga akan terbiasa.” Jawab Rapella, ia melangkah seperti anak kecil yang baru belajar berjalan. Sangat lucu melihatnya dari belakang.

 

Ada sekitar 15 menit mereka berjalan menuju ke kedalaman gua. Tempat ini bukanlah tempat yang pernah NieR datangi walau ia sudah mencapai bagian terdalam.

 

Rapella mengucapkan berbagai macam sihir yang membuat dinding batu hancur dan kemudian di rekonstruksi kembali. Sangat rumit sehingga NieR yang mempunyai ingatan diatas rata-rata tidak dapat mengingatnya sama sekali.

 

“Kita sampai.”

 

Crackk

 

Sebuah gerbang kayu tua terlihat dan dibuka oleh Rapella. Ada aura yang tidak menyenangkan dan membuat badan NieR menggigil. Dan yang lebih menakutkan, terdengar suara tangisan di dalam sana!

 

“… huhu… huhu… huhu.”

 

“Brengsek bunyi apa itu?” NieR menyipitkan matanya dan segera mundur ke belakang.

 

“Tenanglah nak, itu hanyalah bunyi dari barang peninggalan raja iblis terdahulu. Tidak ada yang perlu ditakutkan.” Jawab Rapella.

 

“……” Badan NieR mulai dingin dan ia mempercepat langkahnya bergerak mendekati Rapella. “Ayo cepat.”

 

“Aku mengerti.” Melihat NieR yang tidak nyaman, malaikat itu mulai mempercepat langkahnya. Ia berjalan menuju sebuah altar yang menampilkan patung manusia yang sangat kurus dan memiliki sayap berbentuk seperti lalat di punggungnya. Hal yang membuatnya menarik adalah kepala dari patung itu terlihat patah seolah ada yang menghancurkannya dengan paksa.

 

“Ini adalah patung Raja Iblis Beelzebub, seorang penguasa neraka yang menempuh jalan kerakusan. Dia adalah iblis yang akan memakan apa pun yang ada di depannya.” Rapella mengambil patung tersebut dan menyerahkannya kepada NieR.

 

“Hancurkan?”

 

“Iya, itu adalah patung yang menebarkan racun dan korosi. Akan lebih baik jika benda itu hilang dari muka bumi.”

 

“Baiklah.” NieR melempar patung tersebut ke dalam Inventory-nya.

 

“Lalu yang ini. Sebelumnya, pedang ini digunakan oleh pejuang hebat dari ras iblis.”

 

“Ok.” NieR membuangnya lagi.

 

“Ini adalah gerbang teleportasi yang memungkinkan ras iblis untuk menuju bumi.”

 

“Siap.”

 

Mereka berjalan dari sudut ke sudut, terlihat jelas semakin lama mereka berjalan senyuman di wajah Rapella menjadi semakin cerah. Ia terkadang tertawa melihat benda-benda itu menghilang dari matanya.

 

“Sudah berapa banyak yang kita buang?” Tanya NieR.

 

“28, masih ada beberapa lagi yang tersisa tapi itu tidak terlalu berbahaya dibandingkan yang tadi.”

 

“Hoo baguslah kalau begitu. Tapi tetap saja, sayang sekali benda berharga seperti itu menghilang, apa tidak bisa disucikan saja?” Tanya NieR dengan penasaran. Mungkin jika semua ini disucikan, akan ada beberapa item Unique yang keluar.

 

“Tidak boleh, semua benda ini sangat terlarang. Jika bisa disucikan sudah pasti aku menaruhnya di depan, bukan disini.” Jelas Rapella.

 

Mereka kembali berjalan dan membuang semua artefak iblis yang tertinggal. Rapella dengan senang hati menceritakan sejarah dari artefak yang dibuang, hingga akhirnya Rapella mengatakan sesuatu kepada NieR.

 

“Nak, aku sangat senang kau mau membantuku. Tetapi untuk saat ini aku harus pergi ke surga dan melaporkan apa yang terjadi disini. Ras iblis mungkin telah menyadari apa yang terjadi karena portal dan artefak mereka yang disegel telah menghilang.”

 

“Lalu apa yang kulakukan dengan sisanya?”

 

“Hilangkan semua dan jangan sampai ada yang bersisa.” Jawab Rapella.

 

NieR mengerutkan keningnya lalu menjawab, “Aku tidak bisa membuang altar itu, ukurannya terlalu besar.”

 

Altar yang berada di tengah ruangan memiliki dimensi yang lumayan besar. Jika dibandingkan dengan sesuatu, mungkin ukurannya sebesar 4 buah lemari besar yang saling berjajar.

 

“Tinggalkan saja biar aku yang mengurus sisanya. Lagi pula itu hanyalah altar biasa tanpa adanya patung iblis tadi.” Jawab Rapella dan kemudian ia mulai mengucapkan mantra sihir.

 

NieR berhenti dan melihat Rapella yang perlahan lahan mulai disinari oleh cahaya putih. Mata mereka berdua bertatapan dan kemudian setelah Rapella tersenyum, ia pun menghilang.

 

“……”

 

Sekarang NieR sendirian di dalam gua yang gelap dan sunyi. Untung saja artefak yang mengeluarkan suara menakutkan tadi sudah dibuang, jika tidak, permainan ini mungkin akan berganti menjadi game horor.

 

Disini hanya tersisa beberapa barang tak berguna, seperti bendera yang efeknya meningkatkan moral pasukan iblis, lalu ada cambuk tingkat Epic yang memberikan serangan balik ke pengguna yang memakainya, dan beberapa botol racun dengan aroma yang tak sedap.

 

Meskipun NieR memiliki peluang untuk mengambil semuanya, ia tidak mengambil satu pun barang karena telah berjanji kepada Rapella. Lagipula semua item disini adalah sampah yang mengutuk manusia, tidak akan berguna dan bahkan ada kemungkinan ia terkena kutukan seperti senjata yang ada di makam tadi.

 

“Selesaaiii!”

 

Semua artefak terkutuk telah selesai dibuang, sekarang hanya tersisa altar kayu besar yang terletak di tengah ruangan. Karena NieR berada di dekatnya, tidak mungkin ia tidak datang kan?

 

“Susunan di tengah altar terlihat agak cekung, sepertinya batu hitam yang dibawa Rapella sebelumnya ditaruh disini.” NieR melihat struktur altar itu dengan seksama. Tidak ada yang menarik hingga kemudian ia pun menendangnya.

 

Krack!

 

“Tidak apa kan, lagian ini tidak berguna?” NieR bertanya sambil melirik ke atas, ia tidak tahu apakah ada malaikat yang menontonnya atau tidak. Dan karena tidak ada tanggapan.

 

Krack!

 

NieR menendangnya lagi hingga bagian tengahnya jebol.

 

Kraaakk!

 

Debu seketika beterbangan dan membuatnya terbatuk. Kaki NieR tersangkut di dalam altar dan kemudian ia bisa berasakan abu dan pasir putih di sekitar kakinya.

 

“Sudah kuduga, tidak mungkin barang sebesar ini tidak menyembunyikan sesuatu.” Melihat adanya peluang, NieR semakin jadi menendang dan menarik kayu altar hingga hancur.

 

Pasir.

 

Debu.

 

Abu.

 

Semakin NieR menghancurkannya semakin banyak pula pasir yang keluar. Hingga akhirnya di dalam altar tersebut terdapat kotak hitam dan sebuah buku tua yang hampir hancur termakan waktu.

 

NieR menyeringai dan masuk ke dalam Altar, ia mengambil kotak barang tersebut dan langsung memeriksa statusnya. Jika saja ini barang terkutuk lagi mungkin NieR akan kecewa.

 

“Hmm apa ini, Chef Tool Box? Kenapa ada peralatan koki disini?” Ucap NieR sembari melihat-lihat kotak tersebut.

 

Karena penasaran, ia pun melihat detail detail deskripsinya.

 

“Status.”

 

Comment

Options

not work with dark mode
Reset